.

Festival Seni Bunyi Jawa Timur – Auditorium IFI, 13 dan 14 Maret 2020

Untuk pertama kalinya, 20 seniman bunyi asal Jawa berkumpul di Institut Français Surabaya atas undangan dari kelompok asal Surabaya, Waft Lab. Selama 2 hari, para seniman alternatif muda ini akan tampil di depan umum dalam lokakarya, diskusi, pameran ataupun pertunjukan.

Diinspirasi oleh seni tradisional Jawa dan didasari oleh keinginan untuk melampaui tekstur dan substansi, seniman-seniman muda ini mengungkapkan kepada kita seni bunyi baru yang menarik dan penuh disonansi. Pada kesempatan Bulan Frankofoni ini, mereka mengajak kita menemukan kembali, dengan mengingat kembali, karya-karya dua perintis besar musik kontemporer Prancis dan Indonesia, Pierre Schaeffer dan Slamet Abdul Sjukur, antara kesederhanaan ekstrim dan kompleksitas ekstrim.

Pierre Schaeffer, insinyur pelatihan, adalah seorang pecinta seni bunyi dan televisi dari awal O.R.T.F. (saluran televisi publik Prancis pertama). Ia mendefinisikan dirinya sebagai “seorang anak teknik”, yang dihuni oleh mistisisme, ia dianggap sebagai salah satu penemu musique concrète dan électroaccoustique.

Mereka juga akan mendedikasikan acara ini kepada kawan baik Institut Prancis, Slamet Abdul Sjukur (Surabaya, 1935 – 2015). Sebagai pelopor musik kontemporer Indonesia, komponis asal Surabaya yang amat terkenal ini, dilatih di Prancis oleh komposer musik klasik, modern dan kontemporer, Henri Dutilleux dan Olivier Messiaen. Sebagai pencipta karya seni suara, ia memperkuat materi-materi sederhana dan minimal dalam karyanya yang ia sebut serbagai minimax.

Bagikan:

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on google
Google+